Kamis, 18 Februari 2010

Polusi Udara Jakarta Bisa Menurunkan IQ

PENCEMARAN  atau polusi udara akibat asap yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam asap kendaraan bermotor terkandung zat-zat kimia yang dapat menggangu kesimbangan metabolisme dalam tubuh manusia antara lain, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan timbal (Pb). Zat-zat yang keluar dari knalpot dalam bentuk gas ini, terbuang ke udara akan bersenyawa dengan polutan-polutan, sehingga konsentrasi udara terganggu dan terjadilah pencemaran udara yang mengganggu kesehatan manusia.
     
Dewasa ini, belum banyak orang yang tahu tentang efek negatif Pb (timbal/timha hitam) pada kesehatan, sebagaimana pengetahuan orang tentang efek negatif karbon monoksida. Padahal, efek negatif timbal tidak kalah berbahaya, bahkan mungkin lebih berbahaya dibanding karbon monoksida. ''Timbal yang mempunyai rumus kimia Pb adalah sejenis logam berat yang bersenyawa dengan tetra ethyl lead (TEL) sebagai campuran bahan bakar bensin untuk menaikkan angka oktan bensin,'' Guru Besar Ilmu Kesehatan Lingkungan Universitas Indonesia, Prof Dr Umar Fahmi beberapa waktu lalu.
    
Dengan naiknya angka oktan, maka kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin akan terhindar dari bunyi letupan yang keras atau biasa disebut ngelitik pada sistem pembakaran mesin, ketika kendaraan sedang dijalankan. Jadi dengan kata lain, sumber Pb yang mengganggu kesehatan manusia berasal dari kendaraan bermotor berbahan bakar bensin. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan pencernaan dalam bentuk senyawa organo metal, serta mampu menembus kulit sehingga dapat menimbulkan keracunan. Gejalanya antara lain, mudah marah, lesu, nafsu makan menurun dan melemahkan otot kerja. Dalam konsentrasi tinggi keracunan logam ini dapat merusak ginjal hati, lambung, kesuburan dan mengakibatkan kehamilan yang tidak normal.
   
Merusak Jaringan Saraf
    
Menurut Prof Fahmi, Pb dapat terakumulasi pada sistem jaringan saraf pusat sehingga berdampak pada penurunan intelegensi (IQ), terutama pada anak-anak. Sedangkan pada orang dewasa berpengaruh pada sistem pencernaan dan mengakibatkan kekurangan haemoglobin sehingga dapat mengalami anemia (kurang darah). Berdasarkan penelitian di Mexiko, akibat racun dari Pb sebanyak 41 persen dari 240 bayi menderita infeksi berkadar di atas 10 mikrogram per deciliter darah. hasil penelitian juga menunjukkan, anak-anak yang teracuni oleh Pb dengan angka sekitar 8 sampai 10 mikrogram, kehilangan hampir delapan point tingkat intelegensi (IQ) mereka. Ia mengatakan, secara teori pb yang masuk ke dalam tubuh manusiamelalui pernapasan (dihirup dari udara) jauh lebih berbahaya disbanding pb yang masuk melalui perut (makanan dan minuman).  Berdasarkan penelitian di beberapa tempat di Indonesia, menurut Fahmi  lagi, kelompok orang yang beresiko tinggi mengalami polusi Pb adalah,  polisi lalu lintas, petugas DLLAJR, pedagang kaki lima, wanita hamil,  siswa SD/TK yang lokasinya di pinggir jalan raya, penderita jantung  koroner dan penduduk yang tinggal di daerah yang lalu lintasnya sangat padat.
    
Survei YLKI  
Hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang  disebarluaskan pekan lalu menunjukkan, 90 persen dari 600 responden  menyetujui bahwa polusi udara di Jakarta sudah mengkhawatirkan.  ''Sementara 63,8 persen lainya mengatakan polusi udara dapat dikurangi lewat bensin tanpa timbal, dan 83,8 persen setuju untuk memakai bensin  tanpa timbal jika harganya tidak mahal,'' ujar peneliti YLKI Indah  Sukmaningsih pada seminar ''Hasil Survei YLKI tentang Pemahaman  Masyarakat terhadap Polusi Udara di DKI Jakarta'', Kamis lalu di Jakarta.
   
Selain itu, diperoleh data bahwa 67,8 persen responden tahu bahwa bensin mengandung timbal, 36 persen tahu ada bensin tanpa timbal dan  42,8 persen tidak pernah mendengar program Langit Biru.  Sementara itu, hasil penelitian KPPL (Kantor Pengendalian dan  Pemantauan lingkungan Hidup) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat  Universitas Indonesia juga menunjukkan bahwa beberapa kawasan di DKI  Jakarta memiliki kadar Pb (timbal/timah hitam) yang tinggi.
   
''Sebagai contoh, daerah perempatan UKI Cawang memiliki kadar  rata-rata Pb dalam debu udara lebih dari 30 ug/m3, perempatan Tomang  25/m3, Lebak Bulus sekitar 23 ug/m3, Kampungrambutan 21 ug/m3,  perempatan Senen 3 ug/m3 dan Pulogadung sekitar 1 ug/m3,'' ungkap  Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Margana Koesoemadinata  di tempat yang sama. Untuk perbandingan kadar Pb dalam darah pada beberapa kelompok  masyarakat diperoleh hasil, bahwa petugas LLAJ memiliki kadar Pb tertinggi yaitu lebih dari 40 ug persen, sementara yang bukan petugas LLAJ 30 ug persen. Sedangkan standard WHO adalah 40 ug persen.
   
Selain itu, diperoleh data bahwa kadar Pb dalam masyarakat di tiga  lokasi menunjukkan, kadar Pb pada masyarakat Pulogadung lebih dari 40 ug persen, Kampungrambutan lebih dari 50 ug persen dan Lebakbulus 20 ug persen.  Dijelaskan, zat pencemar Pb masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara, antara lain melalui salutan pernafasan absorbsi yang  cukup besar (40-80 persen) di saluran pernafasan, melalui saluran  pencernaan bersama-sama dengan makanan dan minuman kurang lebih 15  persen, melalui kulit dengan menempelnya atau melekatnya bahan /debu  yang mengandung Pb.  Dengan masuknya Pb ke dalam tubuh secara perlahan atau akumulatif  dapat menyebabkan timbulnya penyakit gangguan pada sistem pembentukan  darah, berupa kekurangan sel darah merah. Gangguan pada sistem syaraf  tubuh, kadar lebih dari 40 ug persen dapat menyebabkan gangguan pada  syaraf antara lain kelemahan pada syaraf, gangguan IQ. Selain itu  dapat mengganggu sistem saluran pencernaan dan gangguan sistem  reproduksi. 


 



   


Kamis, 11 Februari 2010

HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program)... Senjata Paling berbahaya

HAARP, adalah singkatan dari High Frequency Active Auroral Research Program. Sebuah alat pengubah cuaca. Menara transmisi HAARP terletak terpencil di daerah Alaska, dan dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan enerji yang sangat besar dan kemudian dipancarkan ke lapisan ionosfer.
“Proyek Pentagon senilai 30 juta USD, diberi nama HAARP, dibuat untuk memancarkan lebih dari 1.7 gigawatts (milyar watt) enerji dahsyat ke ionosfer – lapisan bermuatan listrik di atas atmosfir bumi. Secara sederhana, peralatan ini kebalikan dari teleskop radio – hanya men-transmisi-kan, bukan menerima. Ini akan mendidihkan bagian atas atmosfer. Setelah memanasi dan mengganggu ionosfer, radiasi enerji akan memantul kembali ke bumi dalam bentuk gelombang panjang yang menembus tubuh kita, tanah dan lautan.”[Angels Don't Play THis HAARP, halaman 38].

Dr Begich menjelaskan konsep ini. “… Penemuan ini menyediakan kemampuan untuk menempatkan sejumlah enerji yang belum pernah terjadi sebelumnya di atmosfer bumi pada lokasi yang strategis dan untuk mempertahankan tingkat suntikan kekuatan, terutama jika menggunakan pola denyutan acak, dengan cara yang jauh lebih tepat dan lebih terkontrol dibandingkan dengan yang pernah dilakukan sebelumnya ….”[Halaman 28].

“… Tujuannya adalah untuk belajar bagaimana memanipulasi ionosfer pada skala yang lebih besar daripada yang bisa dilakukan oleh Uni Soviet dengan fasilitas serupa. HAARP akan menjadi alat pemanas ionosfir yang terbesar di dunia, terletak di garis lintang paling kondusif untuk membuktikan penemuanEastlund secara praktek. “[Halaman 29]. Dari lintang utara ini, enerji dapat diarahkan ke ionosfer dan akan memantul kembali ke bumi pada titik mana yang diinginkan. Rahasianya adalah mempelajari bagaimana caranya mengarahkan pada titik yang diharapkan, dengan tujuan untuk menciptakan jenis bencana atau cuaca yang diinginkan.
Singkatnya, ini adalah inti dari pengetahuan yang diperoleh untuk mengendalikan cuaca. Dengan mengarahkan enerji yang difokuskan ke bagian-bagian tertentu dari ionosfer, ilmuwan dapat menciptakan semua jenis badai seperti angin topan, badai petir, banjir, tornado, dan kekeringan. Malaysia sudah melakukan kontrak dengan perusahaan Modifikasi Cuaca Rusia untuk menciptakan sebuah badai yang akan diarahkan untuk menghalau asap dan kabut dari kota-kota di Malaysia tanpa mendekatai daratan dan membuat kerusakan pada kota di bawahnya.
Tidak hanya mampu membuat badai, mereka dapat dirancang sesuai yang diinginkan oleh para ilmuwan. Mereka dapat diarahkan ke laut sama seperti kita mengemudi mobil di jalan raya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah adalah mengapa ilmuwan Amerika mengizinkan badai yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti Andrew, yang pernah menghancurkan pantai. Mengapa ilmuwan Amerika mengizinkan kerusakan dan kehilangan nyawa akibat badai baru-baru ini dan yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika mereka memiliki kemampuan untuk menjaga badai ini agar menjauh? Bukankah Pemerintah Amerika juga memiliki kepentingan yang sama dengan apa yang ada di hati kita?
Singkirkan segera pikiran itu karena masih banyak aspek lain dari teknologi HAARP ini. Teknologi ini dapat digunakan sebagai senjata yang sangat efektif menghancurkan dengan berbagai skala kehancuran, dengan mayoritas penduduk di dunia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi pada mereka. Selain itu, sebagian besar orang saat ini masih percaya bahwa kontrol terhadap cuaca planet ini berada di luar kendali umat manusia. Islam dan Kristen masih percaya bahwa hanya Tuhan yang dapat mengendalikan cuaca, dan kita mengambil kenyamanan besar dalam kepercayaan ini. Bagaimanapun, kita tahu bahwa bumi adalah planet kecil yang meluncur melalui ruangan yang kosong, dingin, dan tidak ramah pada kecepatan lebih dari 60.000 mil per jam. Sebagian besar dari kita secara naluriah tahu bahwa kita hanya dapat mempercayai adanya kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana yang mengendalikan sistem operasi dasar dari planet bumi.
Jika kita sempat berpikir bahwa manusia, dengan segala kejahatannya yang melekat, bisa memegang kendali dari sistem operasi dasar bumi, dan seluruh bumi bisa hancur oleh kejahatan manusia tersehut baik secara disengaja maupun oleh kurangnya pemahaman tentang kekuatan sekarang ada pada tangannya, kita akan melihat suatu kepanikan yang luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya! Jangan salah paham, bumi bisa dihancurkan, dibuat tidak layak untuk tempat tinggal manusia, dengan kesalahan yang sengaja diciptakan. Ilmuwan dari kelompok New Age yang ada dibalik buku “Angels Don’t Play This HAARP” sangat khawatir tentang kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh peralatan ini. Mereka khawatir bahwa kerusakan lanjutan akan dilakukan terhadap bumi ini, beberapa di antaranya mungkin membuat planet ini tidak bisa dihuni lagi. Jika Anda adalah seorang Islam atau Kristen yang benar-benar percaya kitab suci Anda, Anda yakin bahwa Tuhan tidak mungkin membiarkan planet ini menjadi tidak layak huni, sebagaimana Dia tidak akan membiarkan manusia untuk menghancurkan apa yang diciptakan oleh Tuhan dan sudah dinyatakan baik.

Namun, kita juga tahu bahwa kitab suci juga meramalkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita sangat tertarik pada kenyataan bahwa banyak ramalan kitab suci itu yang bisa dituduhkan pada teknologi HAARP ini. Beberapa perhatian dari ilmuwan New Age tentang kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh HAARP ini terhadap bumi ialah:
  • Mampu menciptakan gempa bumi sesuai permintaan, di manapun dan kapanpun Anda inginkan di muka bumi ini. [Halaman 18 dan 26 menceritakan tentang bagaimana menggunakan HAARP ini untuk menciptakan gempa bumi. Namun, militer telah menemukan secara tidak sengaja, cara menciptakan gempa bumi dengan menggunakan teknologi yang sedikit berbeda. Perhatikan penyebab spesifik dari gempa bumi pada halaman 47]. “Para insinyur skala planet mencoba mengganti sepuluh kali empat puluh kilometer bagian dari ionosfer dengan ‘telekomunikasi perisai’ dari 350.000 jarum tembaga yang dilemparkan ke orbit … dan ketika militer mengirimkan rangkaian kawat tembaga kecil ke ionosfer agar mengorbit sehingga ‘memantulkan gelombang radio dan membuat penerimaan menjadi lebih jelas’, kita mengalami gempa bumi Alaska sebesar 8.5 SR dan Chile kehilangan sebagian besar pantainya. Rangkaian kawat tembaga itu ber-interferensi dengan medan magnet planet.”
  • Memanipulasi Sistim Cuaca Global, mengubah pola cuaca, curah hujan, dan kekeringan [halaman 19, 26].
  • Bumi akan menjadi liar dalam rotasinya, dan kemungkinan lepas kendali [halaman 21].
  • Mengarahkan Jet Stream [halaman 34, 39].
  • Mengarahkan aliran Electrojet Stream [halaman 41].
  • Memperkuat dan memfokuskan sinar matahari, yang disebut ‘Skybusting’ [halaman 35]. Proses ini bisa mengakibatkan lubang-lubang di lapisan ozon pelindung, sehingga memungkinkan sinar matahari langsung menembus dan membakar umat manusia [halaman 57].
  • Kontrol pikiran [halaman 17-18, 26]. Dengan menggunakan gempuran frekuensi sangat rendah yang sama dengan frekuensi bekerjanya otak manusia, Anda dapat mengubah pemikiran atau emosi seseorang.
Mudah-mudahan Tuhan akan menolong kita semua ketika orang-orang jahat itu mencapai kemahirannya dengan senjata ini! HAARP dapat membuat ledakan sebesar nuklir tanpa radiasi! Proses ini dilindungi oleh hak paten 4.873.928 (download PDF file). Dengan senjata ini, Anda dapat menyerang target dengan ukuran ledakan nuklir tanpa harus memberikan hulu ledak nuklir pada rudal, atau pesawat, atau operator!! Perkembangan ini bisa membuat semua perhitungan militer tentang bagaimana mempertahankan diri dari serangan musuh sama sekali tidak berguna.
Perhatian terbesar dari para ilmuwan Nick Begich ini, adalah bahwa ilmuwan dan militer begitu sangat arogan dalam kebodohannya, secara sembrono menggunakan enerji yang difokuskan ke ionosfer. Ilmuwan militer bicara tentang “tancap gas terus dan kita lihat apa yang akan terjadi”! Sikap ini adalah kesombongan total. Bagaimana jika mereka mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dari atmosphere dan kemudian menjadi tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dihentikan? Sebagai catatan tambahan, Rusia juga pernah memiliki peralatan yang digunakan untuk riset ionosfer, tetapi sekarang sudah tidak digunakan lagi.  Meskipun demikian, Rusia diduga masih menggunakan peralatan sejenis HAARP, 



Senin, 08 Februari 2010

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Oleh: Moedji Raharto
Kepala Observatorium Boscha, Lembang, Bandung Guru Besar pada Jurusan Astronomi ITB

Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.
Dalam buku Penciptaan Alam Raya karya Harun Yahya ini penulis memperkokoh keyakinan akan terintegrasinya pemahaman Islam dan pemahaman manusia (ilmuwan) tentang asal muasal alam semesta. Adapun pertemuan pemahaman ayat Al Quran dan sains astronomi adalah bahwa alam semesta ini berawal dan berakhir; dan Al Quran lebih jauh memberi petunjuk bahwa alam semesta mempunyai Dzat Pencipta (Rabbul alamin). Fenomena ini diharapkan menjadi pembuka jalan dan pemicu integrasi Islam dalam kehidupan manusia.
Seperti buku-buku Harun Yahya lainnya, penulis mengungkapkan renik-renik kehebatan, kemegahan, keindahan, keserasian, dan kecanggihan sebuah sistem di alam semesta, dan mengakhiri dengan pertanyaan: Apakah sistem yang demikian serasi terjadi dengan sendirinya, tanpa Yang Maha Perencana dan Yang Maha Pencipta? Eksplorasi semacam ini menggugah kecerdasan spiritual manusia, mendekatkan seorang muslim dengan khalik-Nya.
Mari kita berbincang sedikit mengenai alam semesta ini.
Bumi dan Planet-Planet Lainnya
Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)
Pengiring Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi. (Lalu, mengapa wahana yang tersebar di alam semesta yang sangat luas itu tak semuanya mudah atau layak dihuni oleh kehidupan?)
Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah), akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule), energi radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule, energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule, energi penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule, energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi manusia, walaupun melalui proses yang panjang.
Deskripsi dan Model Alam Semesta
Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad.
Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Benda langit yang terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Pada siang hari, pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan kesiangan; sedang di saat fajar dan senja, langit merah di kaki langit timur dan barat. Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna warni.
Matahari sendiri adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.
Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.
Dengan Sains Menangkap Realitas Alam Semesta
Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.
Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda mikroskopik.
Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan).
Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi.
Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 1026 watt dan berjarak satu sa* dari Bumi, menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota dengan daya lebih besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan melemah sebanding dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak 4 kali lebih terang dibandingkan pada jarak 2 meter, dan apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali lebih redup.
Maka, kemampuan mata manusia mengamati bintang lemah terbatas. Ukuran kolektor cahaya juga akan membatasi skala terang objek yang bisa diamati. Untuk pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan kolektor atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai keterbatasan dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun berhasil mendeteksi obyek langit yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia. Pertanyaan lain muncul: Apakah semua objek langit bisa diamati melalui teleskop? Berapa banyak yang mungkin diamati dan dihadirkan sebagai pengetahuan?
Makin jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga merupakan pengamatan masa silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi pembentukan alam semesta yang berguna, dan manusia berupaya menangkapnya untuk mengetahui prosesnya hingga takdir di masa depan yang sangat jauh, yang akan dilalui melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya. Pengetahuan kita tentang hal tersebut sangat bergantung pada pengetahuan kita tentang hukum alam ciptaan-Nya; sudah lengkap dan sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian kecil, sehingga mungkin bisa membentuk ekstrapolasi persepsi yang salah?
Sampai di batas mana manusia bisa membayangkan dan menjangkaunya? Bagaimana kondisi awal, bagaimana kondisi sebelumnya, bagaimana kondisi 5 miliar tahun ke depan, bagaimana kondisi 50 miliar tahun ke depan dan seterusnya? Apakah pengetahuan agama akan memberi jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut? Alam semesta yang megah akan runtuh, akan hancur, tapi entah bagaimana prosesnya, dan ada apa setelah kehancuran itu? Kita kembali kepada Allah untuk mencari jawaban-Nya, karena Dia adalah zat Maha Mengetahui atas segala ciptaan-Nya, dan manusia hanya diberi pengetahuan-Nya sedikit.
Khatimah
Begitulah, melalui sains manusia mencoba dideskripsikan apa dan bagaimana proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan pengamatan, dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Agama memperluas spektrum makna alam semesta bagi manusia tentang kehadiran benda-benda alam semesta, kehidupan dan manusia. Jawaban singkat tentang pertanyaan Siapa pencipta alam semesta beserta hukum-hukum alamnya: Allah adalah zat yang Maha Pencipta. Agama memperluas pengetahuan yang dicakup oleh metodologi sains dan rasionalitas manusia seperti berkenalan dengan alam gaib, akhirat dan sebagainya. Namun begitu, rupanya berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta di sekitar planet Bumi masih banyak yang belum terjawab atau mungkin tak berjawab hingga kehancuran Bumi.
Wallahu a'lam bishawwab


Mencairnya Laut Es Kutub Utara Meningkatkan Ancaman ‘Bom Waktu Metana’

Para Ilmuwan telah lama mempercayai bahwa pencairan lapisan permafrost di permukaan Kutub Utara dapat melepaskan metana dalam jumlah yang begitu besar, sebuah gas rumah kaca yang sangat potensial. Sekarang mereka semakin panik dengan metana yang mulai terlepas ke udara dari dasar laut Kutub Utara yang sedang mencair dengan cepat.
Oleh susan q. stranahan
30 Okt 2008: Melaporkan
Selama 15 tahun terakhir, para ilmuwan dari Rusia dan negara lainnya telah meneliti sampai ke daerah yang berbatasan dengan es dan mempelajari Laut Es Kutub Utara di daerah Siberia serta mengamati suhu dan zat kimia yang ada di laut, termasuk konsentrasi metana, gas rumah kaca yang potensial. Kapal mereka berlayar di atas lempeng benua yang berbentuk es di Lautan Kutub Utara yang sedang mencair dengan cepat dan sebagai bagian dari Siberia utara yang sedang mengalami perubahan — bersama dengan daerah Kutub Utara di Amerika Utara dan Peninsula Kutub Selatan barat yang memanas paling cepat dibandingkan tempat lain di Bumi.
Sampai tahun 2003, konsentrasi metana di lautan arktik dan atmosfer di Siberia utara tetap dalam keadaan stabil. Tetapi kemudian konsentrasi metana tersebut mulai meningkat. Musim panas ini, para ilmuwan telah ikut berpartisipasi dalam Studi Lempeng Siberia Internasional selama 6 minggu dan menemukan sejumlah area yang mencakup ribuan kilometer persegi yang mengandung metana dalam jumlah besar —  sebuah gas dengan kemampuan mengikat panas 20 kali lipat lebih kuat daripada karbon dioksida - bunga mawar dari dasar laut yang pada mulanya dalam keadaan beku.
“Bongkahan metana ini kadang mengandung konsentrasi 100 kali lipat lebih tinggi daripada yang biasa ditemukan dalam gelembung-gelembung gas yang berbentuk seperti awan yang sedang bergerak naik melewati air,” kata Orjan Gustafsson dari Universitas Stockholm Jurusan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Terapan dan ketua dari ekspedisi dalam sebuah wawancara. Tidak ada keraguan, katanya, metana yang berasal dari lapisan permafrost menunjukkan bahwa dasar laut sedang mencair dan melepaskan gas rumah kaca yang potensial ini.
Gustafsson berkata bahwa ia tidak membuat sebuah pernyataan bahwa terlepasnya metana ini “karena dipicu oleh pemanasan global.”
Rute dari Jacob Smirnitskyi, sebuah kapal peneliti Rusia yang berlayar melewati pantai Kutub Utara Rusia musim panas ini sebagai bagian dari Studi Lempeng Siberia Internasional. Para ilmuwan telah menemukan metana dengan konsentrasi yang jauh lebih tinggi di lautan selama 6 minggu pelayaran. Tanda yang berwarna ungu menunjukkan daerah dimana para ilmuwan mendapatkan sampel gas.
Tetapi bagan data yang terus berkembang menunjukkan bahwa banyak metana yang sedang terlepas ke udara dengan cepat dari Lautan Kutub Utara yang telah menarik perhatian dari banyak ilmuwan iklim. Mereka bertanya-tanya apakah pelepasan metana di dasar Laut Kutub utara yang jumlahnya sangat banyak dan telah terperangkap lama di lapisan permafrost yang sedang mencair ini hanyalah suatu permulaan saja?
Dalam beberapa tahun ini, para ilmuwan iklim telah dicemaskan dengan yang disebut “bom waktu metana”, yang dapat meledak ketika suhu Kutub Utara yang memanas mencairkan permafrost dan menyebabkan tanaman yang beku di daerah berlumpur serta daerah lainnya yang membusuk kelak akan melepaskan metana dan karbon dioksida. Sekarang datanglah rasa takut dimana metana dapat manjadi bom waktu bagian kedua, gas ini dapat meledak keluar dari lempeng benua Kutub Utara yang dangkal. Dasar Laut Kutub Utara mengandung lapisan vegetasi yang kaya yang telah membusuk sejak masa lampau ketika lempeng benua tidak berada di bawah air.
Jadi dengan sedikit data yang tersedia tentang Lautan Kutub Utara membuat tidak ada satu pun ilmuwan yang berani berkata dengan pasti,,..kapankah bom waktu metana di dalam lautan akan meledak. Tetapi para ilmuwan seperti Natalia Shakhova — seorang ilmuwan yang berasal dari Universitas Alaska di Fairbank dan seorang peserta di beberapa pelayaran ilmiah Lempeng Siberia — dicemaskan dengan lapisan permafrost yang sudah tidak stabil dan sedang melepaskan metana yang telah lama terperangkap dalam bentuk Kristal, yang dikenal dengan metana hidrat.
“Sekarang datanglah rasa takut terhadap metana yang dapat manjadi bom waktu bagian kedua, gas ini dapat meledak keluar dari lempeng benua Kutub Utara yang dangkal.”
Satu hal yang pasti: Lempeng Siberia sendiri menutupi lebih dari 1,5 juta kilometer persegi (580.000 mil persegi), sebuah daerah yang lebih luas daripada gabungan luas negara Prancis, Jerman, dan Spanyol. Seharusnya ketika lapisan permafrost mencair, metana sejumlah 12 kali lipat dari konsentrasi normalnya di atmosfer akan terlepaskan, menurut Shakhova. Pelepasan metana tersebut dapat menyebabkan “bencana pemanasan global,” katanya yang baru-baru ini menulis Abstraksi Penelitian Geofisika. Di antara banyak pertanyaan yang tidak terjawab adalah seberapa cepatkah? — selama berapa tahun? —  kapan? — metana akan terlepas.
Gustafsson berkata, “Pandangan umum adalah bahwa lapisan permafrost begitu luas, sebuah gudang metana yang sangat besar. Itu adalah pandangan yang perlu kita pikirkan dan bahas kembali.”
Apa yang menjadi perhatian beberapa ilmuwan adalah bukti dari zaman geologi dahulu kala dimana pelepasan metana tiba-tiba memicu siklus yang tidak terkendali dalam siklus iklim. Martin Kennedy, seorang ahli geologi dari Universitas Kalifornia di Riverside dan penulis sebuah karya ilmiah di Nature pada bulan Juni, berbicara mengenai masa akhir dunia yang semakin dekat, memperingatkan kita akan emisi metana yang sedang meningkat — dari darat dan laut — yang membuat iklim saat ini semakin tidak stabil. Studi mengenai inti es di Greenland dan Antartika telah menunjukkan bahwa iklim di Bumi dapat berubah tiba-tiba, seperti menekan sebuah tombol saja.
“Saya begitu prihatin bahwa kita berada dekat dengan permulaan dan kita akan melihat titik kritis dalam 20 tahun,” Kennedy memperingatkan kita demikian. Suhu meningkat tajam di Kutub Utara. Walaupun hanya beberapa derajat, tapi sudah dapat melepaskan gudang besar metana yang dapat terbakar seperti batu bara, minyak, dan gas alam.
“Apa yang menjadi perhatian beberapa ilmuwan adalah bukti dari zaman geologi dahulu dimana pelepasan metana secara tiba-tiba memicu siklus yang tidak terkendali pada sistem iklim.”
Artikel Kennedy berisi peringatan berdasarkan kejadian masa lampau. Contoh lapisan sedimen yang dikumpulkan di Australia selatan membuat tim Kennedy berteori bahwa bencana alam pernah terjadi karena pemanasan global sekitar 635 juta tahun yang lalu — tiba-tiba terjadi— yang membuat metana terlepas dari tanah yang beku sehingga mengakhiri “Zaman Es Bumi”, ketika dulunya seluruh planet masih dilapisi es. Dia melihat kemiripan akan ancaman yang sama dari pencairan lapisan permafrost di darat dan di laut hari ini. Yang menjadi pertanyaan, apa yang dapat memulai proses tersebut terjadi dan kapan.
“Apakah kita akan menghadapi risiko yang besar untuk melewati salah satu bagian ini,“ ia ditanya dalam sebuah wawancara. ”Saya akan menjawab ya. Saya tentu saja tidak ragu sedikit pun jika kita melihat kondisi sekarang, emisi gas rumah kaca kita yang melewati titik puncak, dan ketika hal tersebut terjadi, sudah sangat terlambat bagi kita untuk bertindak.”
Dengan semakin banyaknya penelitian iklim, ilmu pengetahuan yang kompleks, dan keadaan yang berubah secara drastis, David Lawrence dari Pusat Nasional untuk Penelitian Atmosfer di Boulder, Colorado semakin cemas. Lawrence adalah penulis dari karya ilmiah di Karya Ilmiah Geofisika yang juga dipublikasikan pada bulan Juni yang mendokumentasikan akibat dari pencairan di Laut Es Kutub Utara yang mencapai rekor terendah di tahun 2007. Berdasarkan alat peraga iklim, Lawrence dan timnya membuat sebuah teori selama beberapa periode es mencair, suhu dapat meningkat sejauh 900 mil ke arah darat, mempercepat laju pencairan lapisan permafrost di darat. Dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2007, mereka melaporkan, suhu di seluruh daratan Kutub Utara barat meningkat 4° F di atas rata-rata tahun 1978 – 2006.
“Jika Anda memberikan [tanah] dengan sebuah gelombang panas, hal tersebut dapat mengakibatkan peningkatan tingkat degradasi dari lapisan permafrost,” kata Lawrence dalam sebuah wawancara. ”Itu bukan sebuah situasi yang sederhana, tetapi sekali ia mencair maka akan semakin bertambah panasnya.”
Tanah di Kutub Utara mengandung hampir sepertiga penyumbang karbon dunia yang merupakan sisa-sisa ketika lintang utara masih dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan mammoth. Para ilmuwan memperkirakan bahwa tundra Siberia mengandung banyak zat organik yang tertimbun sama seperti yang ada di hutan hujan tropis dunia.
Laut es Kutub Utara yang menghilang — Luas es pada musim panas telah berada pada tingkat terendah dalam sejarah di tahun 2007 dan hampir menyentuh tingkat tersebut di tahun 2008 — juga akan membuat Laut Es Kutub Utara semakin memanas, karena laut yang tidak ada esnya berwarna gelap dan dapat menyerap lebih banyak radiasi matahari dibandingkan laut yang tertutup es yang berwarna putih. Sebagai tambahan, air yang lebih panas mengalir dari sungai-sungai di daerah yang memanas dari Alaska, Kanada, dan Rusia, serta meningkatnya suhu laut.
Para ilmuwan sedang meningkatkan pengamatan mereka terhadap daratan dan lautan di Kutub Utara.”
Meningkatnya suhu air laut dan udara menyebabkan es di Laut Kutub Utara mencair — Banyak ilmuwan sekarang mulai berpikir bahwa es di Laut Kutub Utara dapat habis di musim panas dalam dua dasawarsa ke depan — tetapi juga berarti bahwa lapisan permafrost yang ada di dasar laut dapat mencair lebih cepat. Para ilmuwan tidak yakin seberapa cepatnya lapisan permafrost mencair, atau penyebab utamanya. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah aliran panas bumi mengalir ke daerah yang retak. Dalam beberapa kasus, para ilmuwan setuju bahwa permafrost dasar laut Kutub Utara  — dengan suhu antara 29° F sampai 30 ° F — mendekati pencairan daripada di daerah darat, yang suhunya baru sampai 9,5° F.
Sampai saat ini, para ilmuwan sedang meningkatkan pengamatan mereka terhadap daratan dan lautan di Kutub Utara, mengamati sang bom waktu — darat atau laut — yang sedang menunjukkan tanda-tanda untuk meledak. Sejauh ini, data tidak memungkinkan dan jaringan monitor tidak ada.” Hal tersebut yang membuat para ilmuwan sulit dalam memahami dan memperkirakan hal yang akan terjadi di masa datang,” kata Lawrence. Walaupun para ilmuwan mengetahui bahwa metana telah terlepas di daerah perairan untuk beberapa waktu yang cukup lama, tetapi mereka tidak yakin apakah penemuan baru ini mewakili kejadian sementara atau kecenderungan jangka panjang.
Penelitian lebih lanjut yang ditunda, Orjan Gustafsson membicarakan tentang peringatan dari Lawrence. Ketika ia ditanya seberapa dekatkah Bumi dengan titik kritis dan titik tanpa harapan perubahan iklim, dia menjawab: ”Setiap orang ingin mengetahui jawaban akan hal tersebut. Saya rasa semua orang juga tidak dapat menjawabnya.”
Artikel ini dicetak ulang oleh Yale Environment 360 e360.yale.edu